Bolaang Mongondow – Tidak banyak yang tahu bahwa pendidikan modern pertama di Bolaang Mongondow justru hadir berkat kerja sama antara kontrolir kolonial dan raja lokal. Semua bermula dari permintaan Kontrolir Anthon Cornelis Veenhuyzen yang mengusulkan agar dua pendeta dikirim untuk membantu mengembangkan masyarakat.
Tak lama berselang, Raja Datu Cornelis Manoppo turut mengajukan permintaan serupa, namun dengan fokus pada pendidikan. Pemerintah kolonial pun mengabulkan kedua permintaan tersebut dengan mengirim Pendeta W. Dunnebier pada tahun 1905.
Dikutip dari buku “Sejarah Sosial-Ekonomi Bolaang Mongondow 1901–1950” karya Jhon Rivel Purba, satu tahun kemudian, tepatnya pada 1906, sebanyak 30 orang guru asal Minahasa tiba untuk membuka jaringan sekolah Zending di wilayah Kerajaan Bolaang Mongondow.
Ada 14 lokasi sekolah yang dibangun saat itu, tersebar mulai dari Kopandakan, Kotobangon, hingga Poyowa Kecil. Kehadiran guru-guru dari luar daerah ini menjadi tonggak penting pendidikan formal di tanah Bolaang Mongondow.
Selain mengajarkan baca-tulis, sekolah Zending juga mengenalkan disiplin, struktur belajar teratur, hingga nilai-nilai kekristenan yang dibawa misi gereja. Bagi banyak masyarakat lokal kala itu, ini adalah pengalaman pertama mengenal pendidikan dalam bentuk kurikulum dan kelas terstruktur.
Penting dicatat, dukungan pembangunan sekolah tidak hanya datang dari pihak kolonial. Para penguasa lokal seperti raja dan bangsawan juga turut berkontribusi dengan menyediakan lahan dan bahkan bangunan sekolah.
Dengan dimulainya pendidikan Zending, wajah Bolaang Mongondow perlahan berubah. Masyarakat mulai mengenal sistem pendidikan barat yang kemudian membuka jalan bagi generasi terpelajar baru di masa mendatang.***
Posting Komentar untuk "Ternyata Begini Zending Masuk Bolaang Mongondow, Sekolah Modern Pertama Mulai Berdiri"