Danau Tondano/Istimewa/Foto Wikipedia
MANADOTOURSM.EU.ORG - Kalau ditanya tempat mana di Sulawesi Utara yang selalu bikin saya terpesona, jawabannya jelas Danau Tondano. Pertama kali saya ke sana, jujur, saya cuma berpikir ini sekadar danau besar untuk piknik. Tapi ternyata, makin saya gali ceritanya, makin kelihatan kalau danau ini menyimpan segudang fakta menarik yang jarang orang tahu.
Bayangkan, danau ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat letusan Gunung Kaweng. Letusan itu begitu besar sampai meninggalkan cekungan raksasa yang akhirnya terisi air dan jadi danau terluas di Sulawesi Utara. Namanya sendiri berasal dari bahasa Minahasa: tou (orang) + en (penanda genitif) + rano (air), yang artinya “orang air”. Pas banget, karena sejak dulu warga sekitar hidupnya memang sangat bergantung pada danau ini.
Waktu saya ngobrol dengan salah satu nelayan lokal, dia cerita kalau sejak kecil sudah terbiasa mencari ikan di Danau Tondano. Katanya, dulu kedalaman danau bisa sampai 40 meter, tapi sekarang tinggal sekitar 14 meter saja. Penurunan drastis ini bikin saya agak kaget. Ternyata penyebabnya adalah sedimentasi, erosi, dan penebangan hutan. Jadi selain indah, danau ini juga sedang berjuang melawan ancaman lingkungan yang serius.
Soal ekosistem, Danau Tondano itu surganya ikan air tawar. Ada mujair, payangka, betutu, sampai nike yang biasanya digoreng renyah jadi camilan khas. Bahkan ada spesies endemik unik seperti ikan Tondanichthys kottelati. Saya pernah coba langsung ikan bakar segar di tepi danau, rasanya beda banget karena ikannya langsung diambil dari perairan sekitar.
Tapi bukan hanya soal kuliner. Daya tarik wisata di sini lengkap. Kita bisa naik perahu nelayan, berkunjung ke Pulau Likri di tengah danau, atau sekadar nongkrong di restoran tepi air sambil menikmati pemandangan pegunungan yang mengelilinginya. Saya sendiri paling suka hunting foto sunrise di pagi hari. Kalau mau lebih ekstrem, ada juga olahraga air seperti jetski, kayak, sampai parasut air.
Yang bikin saya makin kagum, Danau Tondano juga punya nilai sejarah dan budaya. Di sekitar danau ada Benteng Moraya, rumah adat Minahasa, sampai gereja tua peninggalan Belanda. Jadi selain dapat panorama indah, kita juga bisa belajar banyak soal identitas lokal Minahasa.
Sayangnya, keindahan ini tidak lepas dari masalah. Tahun 2025 lalu, banjir besar melanda kawasan sekitar Danau Tondano selama lebih dari sebulan. Ribuan rumah terendam, warga kehilangan mata pencaharian, dan banyak yang kesulitan air bersih. Dari cerita para tetua kampung, banjir besar seperti ini memang terjadi hampir tiap 40 tahun sekali. Jadi, ada semacam “siklus bencana” yang jadi PR besar untuk pemerintah dan warga.
Meski begitu, potensi Danau Tondano tetap luar biasa. Pemerintah kabarnya sudah merencanakan pembangunan dermaga, kapal pesiar, dan berbagai fasilitas wisata. Kalau semua itu dilakukan dengan bijak tidak hanya mengejar turis tapi juga menjaga kelestarian saya yakin danau ini bisa jadi destinasi kelas dunia.
Jadi, buat kamu yang lagi ada rencana ke Sulawesi Utara, jangan cuma mampir ke Bunaken. Luangkan waktu ke Danau Tondano. Nikmati ikan bakar segar, naik perahu keliling danau, atau sekadar duduk santai sambil menyerap suasana sejuknya. Percaya deh, pengalaman ini akan jadi salah satu highlight perjalananmu.***
Posting Komentar untuk "Danau Tondano di Minahasa Ternyata Menyimpan Banyak Fakta Menarik"